Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga

Ilustrasi grafik pergerakan suku bunga dengan simbol persentase, menggambarkan kebijakan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan untuk dorong pertumbuhan.

Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Mendadak untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta, 17 September 2025 – Bank Indonesia (BI) resmi mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Keputusan mendadak ini mengejutkan pasar keuangan dan pelaku usaha. Langkah tersebut diambil sebagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah inflasi rendah dan penyaluran kredit yang melambat.temagamelogin

Latar Belakang Kebijakan

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kebijakan moneter ini merupakan respons atas tantangan ekonomi global dan domestik. Inflasi yang terkendali di level 2,7% tahun ke tahun memberikan ruang bagi BI untuk pangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan pasar.mengubah lelah jadi semangat

“Keputusan ini kami ambil untuk menjaga momentum pertumbuhan, memperkuat stabilitas sistem keuangan, dan meningkatkan likuiditas perbankan sehingga kredit ke sektor riil bisa tumbuh lebih optimal,” ujar Perry dalam konferensi pers, Selasa (17/9).

BI juga mencatat pelemahan permintaan kredit dari dunia usaha sejak kuartal II/2025. Dengan penurunan bunga acuan, biaya pinjaman diharapkan menjadi lebih murah dan mendorong perusahaan melakukan ekspansi.

Reaksi Pasar dan Dunia Usaha

Pemangkasan bunga ini mendapat sambutan positif dari kalangan industri. Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menyebut langkah BI sebagai sinyal kuat bahwa pemerintah dan otoritas moneter serius menjaga daya saing ekonomi.

“Dengan bunga yang lebih rendah, dunia usaha bisa lebih agresif mengajukan kredit investasi. Harapannya, penyerapan tenaga kerja meningkat dan roda ekonomi bergerak lebih cepat,” kata Arsjad.

Pasar modal juga merespons positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat 1,2% di sesi perdagangan siang setelah pengumuman tersebut. Investor asing mencatatkan net buy hingga Rp 750 miliar, menandakan kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Risiko dan Tantangan ke Depan

Meski begitu, beberapa ekonom mengingatkan bahwa kebijakan pangkas suku bunga harus diikuti dengan strategi menjaga stabilitas rupiah. Ekonom Senior Universitas Indonesia, Faisal Basri, menilai ada risiko arus modal keluar jika kondisi global memburuk.

“BI perlu mengimbangi pemangkasan bunga ini dengan kebijakan makroprudensial yang hati-hati. Jangan sampai rupiah melemah signifikan dan menimbulkan tekanan pada sektor eksternal,” jelas Faisal.

Selain itu, pertumbuhan kredit perbankan masih terganjal oleh kehati-hatian bank dalam menyalurkan pinjaman, terutama di sektor properti dan manufaktur. Oleh karena itu, koordinasi erat antara pemerintah, BI, dan sektor keuangan sangat diperlukan.

Konteks Historis Kebijakan BI

Pemangkasan suku bunga kali ini menjadi yang pertama sejak awal 2024. Sebelumnya, BI cenderung menahan bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi pasca krisis pangan global. Kini, dengan inflasi yang stabil di bawah 3%, ruang pelonggaran moneter terbuka lebar.

Catatan sejarah menunjukkan, kebijakan serupa pada 2019 berhasil meningkatkan kredit konsumsi hingga 10% dalam setahun. Jika skenario yang sama terulang, maka tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus 5,5%.

Kesimpulan

Keputusan Bank Indonesia pangkas suku bunga ke level 4,75% menjadi sinyal kuat upaya otoritas moneter dalam menjaga momentum ekonomi. Langkah ini diharapkan mampu dorong pertumbuhan melalui peningkatan kredit, investasi, dan konsumsi masyarakat. Meski risiko global tetap ada, optimisme pelaku pasar menunjukkan bahwa kebijakan ini mendapat dukungan luas.baca juga lain nya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *