Bentrok di Perbatasan Thailand–Kamboja

Pasukan militer Thailand berjaga di dekat perbatasan dengan Kamboja setelah bentrokan bersenjata pecah.

Bentrok di Perbatasan Thailand–Kamboja: Ketegangan Memanas, Korban Mulai Berjatuhan

Lead/Intro

Bentrok di perbatasan Thailand–Kamboja kembali pecah pada Senin (23/9/2025), menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan lainnya. Insiden terjadi di sekitar wilayah sengketa dekat Kuil Preah Vihear. Klaim teritorial yang telah lama menjadi sumber perselisihan antara kedua negara memicu pertempuran ini.temagamedaftar

Kronologi Kejadian

Bentrok dimulai pada dini hari ketika pasukan Thailand dan Kamboja saling melepaskan tembakan artileri ringan. Warga sipil yang tinggal tidak jauh dari garis perbatasan terpaksa mengungsi untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak. Menurut laporan media setempat, sedikitnya 300 keluarga harus meninggalkan rumah mereka.

Seorang saksi mata, Somchai Prasert, warga Thailand yang tinggal di dekat lokasi, mengatakan, “Kami mendengar suara tembakan berulang kali. Semua orang panik, terutama anak-anak. Kami hanya bisa lari menyelamatkan diri.”motivasi

Latar Belakang Perselisihan

Perselisihan perbatasan antara Thailand dan Kamboja berakar dari keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada 1962, yang menyatakan Kuil Preah Vihear berada di wilayah Kamboja. Namun, kawasan di sekitarnya masih menjadi sengketa hingga kini.

Ketegangan sempat mereda setelah adanya kesepakatan gencatan senjata pada 2011. Namun, insiden terbaru ini menunjukkan bahwa konflik tersebut belum benar-benar tuntas.

Tanggapan Resmi

Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa pihaknya hanya merespons tembakan terlebih dahulu dari pasukan Thailand. Sementara itu, juru bicara militer Thailand menegaskan bahwa bentrokan terjadi akibat “provokasi” dari Kamboja.

Pemerintah kedua negara kini sedang melakukan perundingan darurat dengan dimediasi oleh ASEAN. Juru bicara ASEAN, Nguyen Van Long, mengatakan, “Kami mendesak kedua negara untuk menahan diri dan segera menghentikan kekerasan.”

Dampak Sosial dan Ekonomi

Selain jatuhnya korban jiwa, bentrok di perbatasan ini juga berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat sekitar. Pasar perbatasan yang biasanya ramai kini ditutup, sementara jalur perdagangan utama terganggu. Para pedagang mengaku merugi hingga jutaan baht per hari akibat situasi ini.

Menurut data PBB, konflik serupa pada tahun-tahun sebelumnya menyebabkan lebih dari 50 ribu orang harus mengungsi sementara. Ada kekhawatiran bahwa situasi kali ini bisa kembali memicu krisis kemanusiaan jika mereka tidak segera menghentikannya.

Penutup

Bentrok di perbatasan Thailand–Kamboja menegaskan betapa rapuhnya perdamaian di kawasan tersebut. Ada kekhawatiran bahwa jika konflik tidak segera ditangani dengan dialog dan diplomasi, konflik berulang akan memperburuk hubungan bilateral dan merugikan masyarakat sipil. Peran ASEAN dan komunitas internasional menjadi sangat penting untuk memastikan stabilitas di wilayah Asia Tenggara.baca juga yang lain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *