Indonesia Luncurkan Badan Industri Mineral: Kejar Hilirisasi Rare Earth dan Pertahanan Tangguh
Indonesia melaju cepat dalam memperkuat kemandirian industri mineral. Presiden Prabowo Subianto baru saja membentuk Badan Industri Mineral Strategis yang fokus mengelola rare earth dan mineral radioaktif. Inisiatif ini menyasar nilai tambah ekonomi dan ketahanan nasional secara langsung.
Tujuan dan Visi Strategis
Badan baru ini bertugas mengekstraksi mineral strategis seperti logam tanah jarang—bahan penting untuk magnet, baterai, dan alat pertahanan. Brian Yuliarto, Menteri Riset dan Teknologi, pimpin lembaga ini karena kemampuannya dalam mengintegrasikan riset dengan kebijakan industri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan bahwa lembaga ini mengurusi hilirisasi sejak hulu ke hilir: ekstraksi, perlindungan aset tambang, dan industrialisasi produk jadi.
Asosiasi Industri Pertambangan Indonesia (IMA) menyambut baik pendirian badan baru tersebut karena menjadi jalan terbuka untuk riset rare earth. Selama ini sumber daya rare earth sering terabaikan dan masih berstatus limbah dari penambangan timah. Riset dan tata kelola kini dapat dirancang secara sistematis.Baca juga…..
Respon dari Kalangan Industri
Asosiasi Industri Pertambangan Indonesia (IMA) menyambut baik pendirian badan baru tersebut karena menjadi jalan terbuka untuk riset rare earth. Selama ini sumber daya rare earth sering terabaikan dan masih berstatus limbah dari penambangan timah. Riset dan tata kelola kini dapat dirancang secara sistematis. Direktur IMA menegaskan bahwa langkah ini tidak akan tumpang tindih dengan tugas Kementerian ESDM, melainkan memperkuat koordinasi antar lembaga.
Manfaat Ekonomi dan Pertahanan
Implementasi badan ini menawarkan efek ganda: memperkuat sektor pertahanan nasional lewat pemanfaatan mineral strategis, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi. Pemerintah dapat mengalirkan nilai tambah dan teknologi siap pakai ke sektor digital dan industri manufaktur.
Tantangan & Peluang ke Depan
Kendati penuh potensi, tantangan tetap ada. Perlu ada sinergi regulasi mulus antara lembaga dan sektor swasta. Investor asing menaruh perhatian serius pada lembar kerja mineral Indonesia, khususnya dalam era transisi energi bersih. Hilirisasi tidak hanya soal profit, tetapi juga investasi sumber daya manusia dan teknologi pendukung seperti smelter dan fasilitas BESS (Battery Energy Storage System).
Kesimpulan
Langkah pembentukan Badan Industri Mineral Strategis menunjukkan Indonesia bersiap sebagai pemain global di bidang mineral kritis. Dengan hilirisasi rare earth yang tepat, negara bisa memperkuat pertahanan, membuka lapangan kerja, dan menggerakkan ekonomi hijau sekaligus. Ini adalah tonggak penting menuju kemandirian industri masa depan.