Banjir & Longsor Hebat Terjang Bali, 17 Orang Meninggal
Bali, 15 September 2025 – Bencana alam kembali melanda Bali. Banjir & longsor hebat akibat hujan deras sejak akhir pekan menewaskan 17 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka. Ratusan rumah terendam air, akses jalan terputus, serta beberapa jembatan rusak parah. Pemerintah daerah bersama tim SAR masih melakukan evakuasi hingga hari Senin (15/9).temagamelogin
Kronologi Kejadian
Hujan ekstrem mengguyur wilayah Bali sejak Sabtu (13/9) malam. Curah hujan tinggi memicu banjir & longsor di beberapa kabupaten, terutama Buleleng, Tabanan, dan Gianyar. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan kali ini merupakan salah satu yang tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir.motivasi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Wirawan, menjelaskan bahwa banyak korban tertimpa material longsor saat berada di rumah. “Kami masih melakukan pencarian di dua lokasi longsor besar di Kabupaten Buleleng. Kemungkinan jumlah korban bisa bertambah,” ujarnya.baca juga yang lain ; klik
Dampak Kerusakan
Selain korban jiwa, kerusakan infrastruktur juga cukup parah. Data sementara mencatat:
-
500 rumah terendam banjir dengan ketinggian 50–150 cm.
-
5 jembatan putus, menghambat distribusi logistik dan evakuasi.
-
200 hektare sawah terendam air, terancam gagal panen.
-
Listrik padam di beberapa wilayah akibat jaringan terganggu.
Puluhan pengungsi kini ditampung di balai desa dan sekolah-sekolah yang dialihfungsikan menjadi posko darurat.
Suara dari Lapangan
Seorang warga Buleleng, Nyoman Sari (45), mengaku trauma dengan kejadian ini. “Air datang begitu cepat, hanya dalam hitungan menit rumah kami terendam. Kami hanya sempat menyelamatkan diri tanpa membawa barang-barang,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa mendalam. Ia meminta seluruh jajaran pemerintah pusat berkoordinasi dengan Pemprov Bali untuk mempercepat evakuasi dan pemulihan. “Fokus utama kita adalah penyelamatan warga. Infrastruktur bisa kita bangun kembali, tapi nyawa manusia tidak bisa tergantikan,” kata Presiden dalam konferensi pers di Jakarta.
Konteks Historis
Bali sebelumnya juga pernah dilanda banjir & longsor besar pada 2017 yang menewaskan 12 orang. Para ahli menilai bencana kali ini dipicu kombinasi curah hujan ekstrem dan alih fungsi lahan yang masif di kawasan pegunungan. Menurut WALHI Bali, deforestasi dan pembangunan yang tidak terkendali turut memperparah risiko bencana.
Penutup
Tragedi banjir & longsor di Bali yang menewaskan 17 orang meninggal menjadi peringatan penting tentang rapuhnya daerah rawan bencana di tengah perubahan iklim. Selain evakuasi cepat, langkah jangka panjang seperti konservasi lahan, perbaikan tata ruang, dan edukasi masyarakat harus menjadi prioritas.
Bencana ini mengingatkan kita bahwa Bali, meski dikenal sebagai surga wisata, tetap rentan terhadap ancaman alam. Solidaritas dan langkah nyata dari semua pihak sangat dibutuhkan agar kejadian serupa tidak terus berulang.